Tipe sex pada tumbuhan dibedakan berdasarkan individu bunga, individu tumbuhan, dan populasi tumbuhan.
Pada individu bunga:
Pada hewan tingkat tinggi, sex ditentukan oleh kromosom sex, misalnya berupa kromosom XY (pada manusia), ZW (pada Aves). Pada tumbuhan terdapat pula system sex kromosom heteromorfik tetapi jarang dijumpai. Pada tanaman Silene latifolia, tumbuhan jantan memiliki kromosom sex heteromorfik XY (22 kromosom, kroimosom sex XY) sedang pada tanaman betina terdapat 22 kromosom dan kromosom sex XX. Pada jantan dijumpai kromosom sex heterogametik dengan 2 tipe gamet, sedang pada betina homogametik.
Pada genus Rumex sub genus acetosa jika rasio (banyaknya kromosom X/banyaknya set autosom) sama dengan 1.0 maka terjadi tumbuhan ginoecious. Jika rasionya 0.5 atau lebih kecil maka terjadi tumbuhan androecious, sedang jika antara 0.5 dan 1.0 maka akan dijumpai tumbuhan andromonoecious, hermaprodit, atau ginomonoecious. Contoh tumbuhan lain yang memiliki kromosom sex heteromorfik adalah tanaman dioecious asparagus (Asparagus officinalis). Yang jantan memiliki kromosom sex heteromorfik. YY dijumpai hidup dan fertil. Pada Cannabis sativa, terdapat tipe sex heterogametik XY monoecious, homogametik XX menampilkan ginoecious. Alel resesif pada kromosom X mengurangi kemampuan menjadi betina, tanaman XXm menampilkan tipe sex dari ginoecious sampai ke monoecious, dan tanaman XmXm menjadi tanaman jantan dengan morfologi bunga seperti bunga betina.
Gen Mendelian Yang Mengontrol Tipe Seks
Gen-gen yang mengontrol tipe seks pada tanaman Cucurbitaceae, telah dipelajari pada tanaman ketimun (Cucumis sativus). Tanaman ketimun (2n=14) adalah species tanaman menyerbuk terbuka dan dalam individu tanaman, semua kemungkinan tipe seks bisa muncul. Alel dominan pada lokus F (female) dan M (monoecious) menimbulkan betina. Table berikutnya menjelaskan kontrol penampilan seks pada melon.
Penampilan seks pada ketimun
Penampilan seks pada melon
Pada individu bunga:
- Staminat atau Androecious: bunga hanya mempunyai stamen atau benang sari saja, dan disebut bunga jantan
- Pistilat atau Ginoecious: bunga hanya mempunyai karpel atau putik saja dan disebut bunga betina
- Hermaprodit atau Sempurna: bunga mempunyai stamen dan karpel
- Androecious: pada satu tanaman hanya ada bunga jantan
- Ginoecious: pada satu tanaman hanya ada bunga betina
- Monoecious: pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina pada bunga yang berbeda
- Hermaprodit: pada satu tanaman hanya ada bunga hermaprodit
- Andromonoecious: Pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga hermaprodit
- Ginomonoecious: pada satu tanaman terdapat bunga betina dan bunga hermaprodit
- Trimonoecious: pada satu tanaman selain terdapat bunga jantan dan bunga betina juga terdapat bunga sempurna
- Monoecious: suatu populasi tumbuhan yang terdiri dari hanya tumbuhan monoecious
- Dioecious: suatu populasi tumbuhan yang terdiri dari hanya tumbuhan androecious dan ginoecious
- Hermaprodit: Suatu populasi tumbuhan yang terdiri dari hanya tumbuhan hermaprodit
Pada hewan tingkat tinggi, sex ditentukan oleh kromosom sex, misalnya berupa kromosom XY (pada manusia), ZW (pada Aves). Pada tumbuhan terdapat pula system sex kromosom heteromorfik tetapi jarang dijumpai. Pada tanaman Silene latifolia, tumbuhan jantan memiliki kromosom sex heteromorfik XY (22 kromosom, kroimosom sex XY) sedang pada tanaman betina terdapat 22 kromosom dan kromosom sex XX. Pada jantan dijumpai kromosom sex heterogametik dengan 2 tipe gamet, sedang pada betina homogametik.
Pada genus Rumex sub genus acetosa jika rasio (banyaknya kromosom X/banyaknya set autosom) sama dengan 1.0 maka terjadi tumbuhan ginoecious. Jika rasionya 0.5 atau lebih kecil maka terjadi tumbuhan androecious, sedang jika antara 0.5 dan 1.0 maka akan dijumpai tumbuhan andromonoecious, hermaprodit, atau ginomonoecious. Contoh tumbuhan lain yang memiliki kromosom sex heteromorfik adalah tanaman dioecious asparagus (Asparagus officinalis). Yang jantan memiliki kromosom sex heteromorfik. YY dijumpai hidup dan fertil. Pada Cannabis sativa, terdapat tipe sex heterogametik XY monoecious, homogametik XX menampilkan ginoecious. Alel resesif pada kromosom X mengurangi kemampuan menjadi betina, tanaman XXm menampilkan tipe sex dari ginoecious sampai ke monoecious, dan tanaman XmXm menjadi tanaman jantan dengan morfologi bunga seperti bunga betina.
Gen Mendelian Yang Mengontrol Tipe Seks
Gen-gen yang mengontrol tipe seks pada tanaman Cucurbitaceae, telah dipelajari pada tanaman ketimun (Cucumis sativus). Tanaman ketimun (2n=14) adalah species tanaman menyerbuk terbuka dan dalam individu tanaman, semua kemungkinan tipe seks bisa muncul. Alel dominan pada lokus F (female) dan M (monoecious) menimbulkan betina. Table berikutnya menjelaskan kontrol penampilan seks pada melon.
Penampilan seks pada ketimun
Genotipe | Fenotipe |
M_F_ | Ginoesious |
M_ff | Monoesious |
mmF_ | Hermaprodit |
mmff | Andromonoesious |
Genotipe | Fenotipe |
A_G_ | Monoesious |
A_gg | Ginomonoesious |
aaG_ | Andromonoesious |
aagg | Hermaprodit |
Daftar Pustaka :
Hartana, A. 1992. Genetika Tumbuhan. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar