Minggu, 16 Januari 2011

Pemuliaan Tanaman Hias

Pemuliaan tanaman hias biasanya ditujukan untuk mendapatkan karakter – karakter spesifik seperti saat bunga mekar, warna daun dan bunga, keharuman yang diinginkan serta intensitasnya, bentuk bunga, ketahanan simpan (shelf life), dan ketahanan terhadap penyakit. Pada bunga mawar, misalnya, sasaran kualitasnya antara lain stabilitas dan kejernihan warna, keharuman, berduri sedikit dan mempunyai banyak bunga. Karena luas dan besarnya keragaman jenis, maka para pemulia tanaman yang tertarik untuk memperbaiki kualitas tanaman hias harus sepenuhnya mengenal lebih dekat tanaman – tanaman yang akan dimuliakan (Welsh dan Mogea, 1991).

1. Anggrek

Spesies anggrek di Indonesia
Indonesia terkenal di seluruh dunia sebagai negara yang banyak memiliki spesies anggrek alam. Terdapat lebih dari 5000 spesies anggrek alam di Indonesia, setengahnya diperkirakan terdapat di Papua, sekitar 2000 jenis di Kalimantan dan sisanya tersebar di pulau lain. Spesies yang banyak tumbuh di Indonesia meliputi Vanda, Phalaenopsis, Paphiopedilum, Dendrobium, Coelogyne, Cymbidium, Bulbophyllum.
Beberapa contoh spesies anggrek di Indonesia:
  1. Anggrek Sumatra: Coelogyne dayana. Anggrek bergerigi, bagian dalamnya berwarna coklat tua, lidah berwarna kekuningan dan bagian luarnya berwarna hijau pucat.
  2. Anggrek Jawa: Vanda tricolor, spesies cantik berwarna putih dengan totol-totol kemerahan dan ungu.
  3. Anggrek Kalimantan: Coelogyne pandurata (anggrek hitam). Bunga anggrek ini memiliki tanda hitam pada bibirnya, yang membentang ke belakang sampai bagian dalam bunga. Daun bunga dan kelopak daun anggrek hitam berwarna hijau cerah.
  4. Anggrek Papua: Dendrobium violaceum, tumbuh di hutan pegunungan yang tingginya mencapai 2000 m. Lebih dari 2000 spesies anggrek terdapat di Papua, mulai yang hidup di tepi pantai hingga lereng gunung yang tinggi.
  5. Anggrek Sulawesi: Diplocaulobium utile, berkembang di pagi hari, mentutup di siang hari. Anggrek ini dikenal sebagai anggrek berserabut. Batangnya dapat digunakan untuk membuat berbagai kerajinan tangan seperti kotak perhiasan, tas tangan dan alas kaki.
  6. Anggrek Maluku: Phalaenopsis amabilis, anggrek bulan. Puspa pesona Indonesia.
  7. Anggrek Nusa Tenggara: Bulbophyllum biflorum (bunga kembar) dari Flores. Di Nusa Tenggara banyak dijumpai tanaman anggrek yang memiliki daun yang tebal dan berair dengan bunga yang berukuran kecil. Ciri khas tersebut mencerminkan iklim kering di kawasan Nusa Tenggara.
Menyilang Anggrek
Penyilangan anggrek bertujuan untuk mendapatkan varietas baru dengan warna dan bentuk bunga yang menarik, menciptakan mahkota bunga yang kompak dan berstektur tebal sehingga dapat tahan lama sebagai bunga potong, menghasilkan jumlah kuntum banyak dan menghilangkan adanya kuntum bunga yang gugur dini akibat kelainan genetic serta meningkatkan produksi bunga.
Melihat betapa pentingnya tujuan dari penyilangan dan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, berikut beberapa pedoman penyilangan yang harus dikuasai.
  1. Mengetahui sifat-sifat kedua induk tanaman yang akan disilangkan, agar memberikan hasil yang diharapkan, misalnya sifat dominasi yang akan terlihat atau muncul pada turunannya seperti warna dan bentuk bunga.
  2. Sebagai induk betina pilih induk yang mempunyai bunga yan gkuat, tidak cepat layu atau gugur.
  3. Pilih kuntum bunga yang masih segar atau telah membuka penuh.
  4. Penyilangan sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah penyiraman
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penyilangan sebagai berikut:
  • Buka ujung column bunga, sehingga akan terlihat didalamnya polinia berwarna kuning.
  • Ambil polinia dengan hati-hati dengan menggunakan lidi/tusuk gigi
  • Polinia kemudian dimasukkan ke dalam stigma (kepala putik)
  • Beberapa hari kemudian bunga yang telah diserbuki akan layu dan akan muncul bakal buah yang akan terus berkembang menjadi buah. Bunga anggrek silangan akan terus masak setelah tiga bulan sampai enam bulan atau lebih. Buah yang masak akan merekah dengan ciri adanya perubahan warna buah dari hijau menjadi kekuning-kuningan. Buah anggrek ini berisikan ribuan biji anggrek yang akan menghasilkan tanaman baru hasil silangan.

2. Kembang Sepatu (Hibiscus sp)

Hibiscus kemungkinan besar berasal dari India, lalu menyebar ke Indo-Pasifik. Penyilangan Hibiscus sudah dilakukan sekitar th 1820 di Mauritius lalu di Hawai sekitar 1900-an, India, Sri Lanka, Fiji dan Florida. Di Australia, saat ini sudah ada lebih dari 600 varietas yang dijual secara komersial.
Karakter yang dicari dari pemuliaan hibiscus meliputi : warna bunga, kombinasi warna bunga, bunga yang bertumpuk atau overlap, teksture yang bagus, ruffled dan tufted, tahan sengatan matahari, bentuk tanaman, tahan penyakit.
Penyilangan Hibiscus
Kondisi yang tepat untuk penyilangan adalah pada suhu 18oC – 26oC dengan kelembaban tinggi. Pagi hari, saat bunga baru mekar, polen baru matang (segar) merupakan waktu yang tepat untuk melakukan penyilangan. Pot bunga yang baru diserbuki sebaiknya diletakkan di tempat yang agak teduh untuk mencegah kekeringan polen. Kelembaban yang tinggi mencegah kekeringan pollen dan stigma. Perlu diingat, beberapa varietas Hibiscus dapat memproduksi pollen dalam jumlah banyak, sementara varietas lain memproduksi sedikit pollen. Beberapa varietas susah untuk memproduksi biji, walaupun pada kondisi lingkungan yang sesuai.
Transfer pollen ke putik (stigma) dapat dilakukan dengan beberapa cara. Bisa dengan menggunakan pinset, untuk mengambil pollen dari tangkai pollen. Bisa juga menggunakan kuas untuk mengambil pollen dan meletakkannya pada putik. Cara termudah, petik tangkai polen, lalu sentuhkan pollen pada kepala putik. Setelah melakukan polinasi, beri label yang berisi kode tetua jantan dan betina, serta tanggal polinasi.
Pertumbuhan buah (seed pod)
Jika polinasi sukses, bunga akan jatuh 1 – 2 hari setelah polinasi, sedangkan tangkai bunga dan dasar bunga tampak segar. Ovari mulai membengkak sampai seukuran jempol orang dewasa. Buah akan masak dalam 6 – 14 minggu, tergantung suhu dan varietas tanaman. Warna buah menjadi coklat. Jika buah sudah kering, biji akan terlempar keluar. Sebaiknya buah yang sudah kering segera dipetik untuk mencegah kehilangan biji. Satu buah dapat berisi 0-60 biji, namun rata-rata 10 – 20 biji. Biji yang sudah kering dapat segera ditanam. Dapat juga disimpan dalam amplop yang ditutup rapat, di tempat kering.
Menanam benih.
Tanam biji dalam media campuran yang memiliki porositas cukup baik. Tanam dengan kedalaman 1-2 cm di dalam tanah. Benih akan berkecambah 1 minggu sampai 1 bulan. Jaga kelembaban tanah. Jika kecambah sudah memiliki beberapa daun, dan batang mulai berkayu, pindahkan bibit tersebut ke pot yang lebih besar. Berikan pupuk NPK, 20-20-20 pada saat ini.
Pembungaan dan evaluasi
Setelah 6 - 18 bulan, tanaman ini akan mulai berbunga. Jika anda mendapatkan keunikan dari hasil persilangan ini, segera daftarkan dalam perlombaan!
Pemuliaan yang selektif, pemilihan tetua jantan dan betina, mendapatkan buah dan biji, menumbuhkan benih sampai dewasa dan akhirnya berbunga, dapat menjadi pengalaman yang penuh tantangan dan menyenangkan (fun)!
Catatan:
Menurut George Harvey (2005), menjadi pemulia tanaman (plant breeder) mesti menyukai alam, keindahan, kesabaran, keinginan untuk memperoleh sesuatu yang baru. Tidak perlu ilmu pengetahuan khusus. Persyaratan yang utama adalah tahu tentang tanaman. Pengetahuan tentang genetika tidak terlalu penting bagi pemulia tanaman, tapi bisa sangat berguna jika anda benar-benar menguasai ilmu tersebut.
Pemuliaan Lili
Genus Lili (Lilium sp.) terdiri dari sekitar 85 spesies dan diklasifikasikan ke dalam 7 grup/section (De Jong, 1974). Lili yang memiliki nilai komersial penting termasuk ke dalam grup hibrida Asiatic, hibrida Oriental dan Longiflorum.
Berbagai macam lili yang ada saat ini masih dapat dikembangkan dengan penyilangan antar 3 grup yang sudah terkenal secara komersial, juga dengan mengeksploitasi sifat – sifat penting dari 4 grup Lili lainnya. Terutama untuk mengintroduksi sifat ketahanan terhadap penyakit virus, busuk umbi (yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum), juga untuk memperpanjang masa berbunga dan tahan kondisi yang kurang optimal (cahaya rendah, suhu tinggi), juga pilihan warna bunga dan bentuk bunga yang lebih banyak merupakan tujuan penting pemuliaan lili (Van Creij et al., 1997).
Persilangan antar grup lili yang berbeda seringkali dihambat oleh hambatan persilangan (Van Creij et al., 1993). Ketika embrio terbentuk, produksi hibrida seringkali gagal akibat aborsi embrio (Asano and Myodo, 1977). Teknik kultur jaringan dengan cara penyelamatan embrio diharapkan dapat membantu menghasilkan tanaman hibrida hasil silangan yang sehat (Astarini et al., 2008).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar