Minggu, 16 Januari 2011

Pemuliaan Tanaman Serealia

Tanaman serealia (cereal; grain) meliputi tanaman padi, jagung dan gandum serta tanaman penghasil bulir lainnya. Tanaman serealia umumnya merupakan tanaman penghasil makanan pokok di dunia, karenanya program pemuliaan tanaman telah intensif dilakukan.Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Negara produsen padi terkemuka adalah RR Tiongkok, India, dan Indonesia. Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antarnegara. Thailand merupakan pengekspor padi utama. Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia.
Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi dan menonjol dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia, kecuali Cina, Jepang, dan Korea. Namun keberhasilan peningkatan produksi beras nasional yang didukung oleh Revolusi Hijau belum diikuti oleh peningkatan kesejahteraan petani. Sejak lebih dari 10 tahun terakhir, gejala pelandaian produksi dan penurunan total faktor produksi (TFP) makin jelas terlihat, apalagi jika terjadi anomalii iklim El-Nino. Oleh karena itu, tanpa upaya terobosan yang didukung oleh inovasi teknologi dan strategi yang jitu maka peningkatan produksi dan pendapatan petani sulit ditingkatkan.
Pembangunan pertanian tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan dan memantapkan ketahanan pangan nasional, baik secara kuantitas maupun kualitas (mutu dan gizi), dan meningkatkan kesejahteraan petani. Oleh sebab itu, sasaran utama perbaikan sistem produksi padi ditujukan untuk: 1) meningkatkan produksi padi agar mampu mendukung ketahanan pangan, terutama melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal panen, dan 2) meningkatkan nilai tambah ekonomi sistem produksi, terutama melalui peningkatan efisiensi produksi, perbaikan mutu produk, diversifikasi, pengembangan sistem, dan usaha agribisnis padi.
Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan inovasi teknologi. Tanpa terobosan inovasi teknologi tidak akan dihasilkan kemajuan dan pembaruan. Institusi penelitian memegang peranan penting dalam menghasilkan inovasi teknologi. Balai Penelitian Tanaman Padi (BALITPA) merupakan Balai Penelitian Nasional yang diberi mandat untuk menghasilkan inovasi teknologi perpadian.
Dalam usaha meningkatkan produktivitas padi nasional, peran inovasi teknologi varietas unggul sangat besar. BALITPA terus meningkatkan potensi genetik varietas yang dilepas dan menyiapkan teknologi agar varietas unggul baru (VUB) dapat mengaktualisasikan potensi gentetik yang ada, terutama dalam peningkatan produktivitas dan mutu. Pengembangan VUB ke depan akan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Sumberdaya genetik dari plasmanutfah domestik akan terus dikarakterisasi dan diperbaiki pengelolaannya agar mudah pemanfaatannya oleh pemulia dalam kegiatan perbaikan potensi genetik VUB. Varietas unggul yang dilepas diharapkan telah dilengkapi dengan teknologi budidaya dan teknologi panen/pascapanen agar VUB dapat mengaktualisasikan potensi genetik (produktivitas dan mutu unggul) yang dimiliki. Oleh sebab itu, kegiatan penelitian perbaikan komponen pengelolaan lahan, air, tanaman dan organisme (LATO) serta panen dan pascapanen menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari program pengembangan varietas unggul baru (VUB) spesifik (VUBS), varietas unggul hibrida (VUH), dan varietas unggul tipe baru (VUTB).
Selaras dengan strategi Revolusi Hijau Lestari dan tantangan dalam peningkatan produksi di masa datang, maka program pengembangan padi harus bertumpu pada enam pendekatan, yaitu (1) persilangan dan seleksi konvensional, (2) pemuliaan heterosis/hibrida, (3) pemuliaan padi tipe baru, (4) persilangan padi antarkerabat jauh, (5) pemuliaan molekuler, dan (6) rekayasa genetik (Khush 2004). Dalam kaitan ini, pengembangan VUB dilakukan melalui tiga pilahan penelitian yaitu: 1) perakitan VUB spesifik, 2) perakitan VUTB, dan 3) perakitan VUH. Perakitan dan perbaikan varietas dilakukan dalam siklus kegiatan yang berlanjut dengan memanfaatkan plasma nutfah yang ada (BALITPA, 2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar